Produksi dan Manufaktur Mobil di Indonesia
A. Volume dan kapasitas produksi
Produksi mobil penumpang Indonesia dari tahun 2000 hingga 2023 secara umum menunjukkan tren naik, dengan beberapa fluktuasi selama periode tersebut. Total produksi mobil pada tahun 2022 akan mencapai 1.470.146 unit, dan pada tahun 2023 akan mencapai 1.395.717 unit atau sekitar 1,31 juta unit (1,18 juta mobil penumpang + 132.600 kendaraan niaga). Kedua angka tersebut menunjukkan sedikit penurunan dari tahun 2022. Astra Daihatsu Motor (ADM) memiliki kapasitas produksi yang sangat besar, dengan kapasitas produksi tahunan hingga 530.000 unit. Produksi kendaraan tahunan Indonesia melebihi satu juta unit, menjadikannya pusat manufaktur penting di kawasan ini, kedua setelah Thailand di ASEAN. Namun, penurunan kecil dalam produksi keseluruhan pada tahun 2023 konsisten dengan penurunan penjualan selama periode yang sama, yang menunjukkan bahwa produsen menyesuaikan produksi untuk beradaptasi dengan permintaan domestik yang lemah. Kapasitas produksi ADM yang besar menggarisbawahi peran utamanya dalam sektor manufaktur otomotif nasional.
V. Kebijakan Pemerintah dan Lingkungan Regulasi
A. Tinjauan umum kebijakan utama yang mendukung industri otomotif
Kebijakan pemerintah yang menguntungkan merupakan kekuatan pendorong di balik pertumbuhan industri otomotif. Peta jalan pengembangan “Industri 4.0” pemerintah Indonesia mencantumkan industri otomotif sebagai salah satu dari lima bidang manufaktur utama untuk dikembangkan. Peta Jalan Pengembangan Industri Otomotif 2023 menetapkan tujuan strategis untuk meningkatkan tingkat lokalisasi produksi mobil hingga 80% pada tahun 2030 dan meningkatkan produksi tahunan kendaraan listrik hingga 600.000 pada tahun 2025. "Daftar Investasi Aktif" yang dirilis pada tahun 2021 membuat pelaku industri asing memenuhi syarat untuk mendapatkan berbagai insentif pajak, termasuk pengecualian pajak penghasilan badan dan keringanan tarif impor, asalkan mereka memproduksi kendaraan listrik secara lokal dan memastikan bahwa setidaknya 40% suku cadangnya bersumber dari dalam negeri. Pemerintah Indonesia telah secara aktif menerapkan kebijakan untuk mendukung dan mengembangkan industri otomotif, menyadari pentingnya ekonomi dan potensi pertumbuhannya. Kebijakan tersebut ditujukan untuk menarik investasi, meningkatkan kemampuan manufaktur lokal, dan mempromosikan penggunaan teknologi baru seperti kendaraan listrik.