Meningkatnya pasar kendaraan listrik di Indonesia
A. Ukuran pasar kendaraan listrik dan tren penjualan saat ini
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk menyebarkan 2 juta kendaraan listrik dan 12 juta kendaraan roda dua listrik pada tahun 2030. Penjualan kendaraan listrik Indonesia meningkat signifikan pada tahun 2024, dari 13.916 unit pada Januari-November 2023 menjadi 32.277 unit pada periode yang sama tahun 2024. Segera setelah pembebasan PPN diterapkan pada April 2023, pangsa pasar kendaraan listrik meningkat dua kali lipat. Kendaraan listrik hibrida (HEV) saat ini mendominasi pasar kendaraan listrik Indonesia dibandingkan dengan kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV) dan kendaraan listrik baterai (BEV). Pada paruh pertama tahun 2022, penjualan kendaraan listrik menyumbang 0,5% dari total penjualan mobil di Indonesia, tetapi minat pasar telah meningkat signifikan sejak saat itu. Pasar kendaraan listrik Indonesia mengalami pertumbuhan pesat, berkat insentif pemerintah dan meningkatnya kesadaran konsumen. Meskipun penetrasi kendaraan listrik di pasar otomotif secara keseluruhan masih relatif rendah, pertumbuhan penjualan yang signifikan pada tahun 2024 dan peningkatan pangsa pasar dua kali lipat setelah pengecualian PPN menunjukkan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai target ambisius pemerintah. Preferensi saat ini terhadap kendaraan hibrida menunjukkan bahwa konsumen mungkin pada awalnya lebih menyukai model listrik yang dapat meredakan kekhawatiran akan jangkauan kendaraan listrik murni, tetapi pertumbuhan penjualan kendaraan listrik murni juga menunjukkan bahwa penerimaan masyarakat terhadap perjalanan listrik murni meningkat.

Tren impor dan ekspor industri otomotif Indonesia
A. Analisis volume impor, sumber dan produk utama
Meskipun produksi dalam negeri meningkat, impor tetap menjadi komponen pasar otomotif Indonesia, yang mencakup sekitar 7,2% dari total penjualan kendaraan pada tahun 2019. Sumber utama impor mobil Indonesia adalah Thailand, Jepang, Cina, India, dan Korea Selatan. Pada tahun 2022, Indonesia mengimpor mobil senilai $2,87 miliar dari Jepang, $2,26 miliar dari China, dan $1,55 miliar dari Thailand. Pada tahun 2023, model utama Toyota yang diimpor ke Indonesia adalah Hilux 2.4 P/U Dcab G 4X4. Meskipun Indonesia telah membuat kemajuan signifikan dalam mengembangkan kemampuan manufaktur otomotif dalam negeri, impor masih berperan dalam memenuhi kebutuhan dan preferensi pasar tertentu. Keragaman sumber impor menunjukkan bahwa Indonesia mendapatkan kendaraan dan suku cadang dari berbagai negara berdasarkan faktor-faktor seperti biaya, teknologi, dan hubungan perdagangan yang ada. Impor model seperti Toyota Hilux yang terus berlanjut menunjukkan bahwa model atau spesifikasi tertentu mungkin belum diproduksi di dalam negeri dalam jumlah atau variasi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen.